Aku rindu bercengkrama, bercerita tentang apapun yang menjadi minat kami, yang baru sedetik terlintas di fikiran kami, yang menjadi sebuah keganjalan di hati kami yang selanjutnya menemukan jawabannya setelah kami bediskusi; opini-opinimu yang selalu lurus dan tak pernah memihak itu melengkapiku menemukan persepsi baru--yang sekalipun tak terfikir olehku--lalu kami melanjutkannya dengan issu panas yang sedang marak dibicarakan, seperti menggosip juga kadang kami lakukan, tentang siapapun itu, lalu kenangan lama saat-saat lugu kami dulu tiba-tiba terucap; membuka bertahun-tahun kenangan cinta monyet kami yang sedetik kemudian kami tertawa terbahak-bahak mengingat kekonyolan dan kelakuanmu yang kau kutuki sekarang sebagai suatu kebodohan, lalu tibalah saat kami benar-benar tenang dalam diam, setelah segala percakapan--yang tak bertopik dan tak pernah kami atur arusnya--akhirnya terhenti karena hari mulai gelap, lalu kami tersenyum dan saling memandang, betapa suasana surgawi yang aku rasakan.
Aku rindu sekali. Di pagi hari ini, aku sungguh rindu dengan mu, keping 12ku, kita masih menjejaki keping ke-3, tetaplah disini bersamaku, aku ingin melengkapimu, lalu mengulangimu bertahun-tahun terserah selama apapun yang kau mau, aku bertahan. Jangan kau pernah fikirkan aku terpaksa atau hal-hal negatif lainnya, aku menyanggupinya karna aku mau dan candu, terlanjur sudah semua rasa ini muncul ke permukaan, aku tak memaksamu bertahan, berubahlah menjadi apapun yang kau mau, pergilah kemanapun kau mau, asal aku denganmu, aku bertahan.
Untukmu, yang peluknya selalu ku rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar